Powered By Blogger

Sabtu, 05 Mei 2012

MELON MENJADI PRODUK UNGGULAN BLITAR SELATAN

          Buah melon selain rasa buahnya yang segar namun juga sangat baik bagi kesehatan, sehingga disukai oleh banyak orang.  Hal ini yang memicu petani di wilayah Kecamatan wates Kabupaten Blitar untuk menerjuni budidaya tanaman horti. Selain melon berbagai jenis tanaman horti lainnya seperti cabe, semangka, timun, pepaya dan masih banyak lagi yang sekarang ini mulai dikembangkan oleh petani di wilayah Kecamatan Wates.
          Menurut JEMONO ketua Gapoktan Kecamatan wates, pertanian di wilayah kerja gapoktan yang memiliki nama Gapoktan "KARYA MAKMUR" beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang hanya mengandalkan tanaman polowijo. Dengan semakin baiknya kelembagaan petani yang terbentuk mulai kelompok di tingkat desa yang tergabung dalam wadah gapoktandes selanjutnya dari gapoktandes di tingkat desa digabung lagi menjadi gapoktan tingkat kecamatan dengan nama gapoktan "KARYA MAKMUR" semakin memudahkan tugas penyuluh dalam melakukan pembinaan terhadap petani.
           Saat ini sebagian besar kelompoktani sudah mulai aktif mengembangkan usaha budidaya pertanian dan melon menjadi salah satu komuditi yang banyak di minati.
Melon hasil produksi petani di wilayah wates ini memiliki rasa yang sangat enak dibanding dari daerah lain, sehingga banyak tengkulak yang memburu melon wates ini. Kalau kita menelusuri pegunungan sepanjang jalan arah pantai Jolosutro dan sekitarnya, kita akan melihat hamparan yang dulu hanya dipenuhi pepohonan sekarang sudah banyak kita lihat buah melon yang tumbuh sangat baik. Sangatlah pantas Melon dijadikan Produk Unggulan di Blitar Selatan.
           Informasi ini hanya sebagian kecil yang kami sajikan dan masih banyak informasi pertanian lainnya yang bisa dibaca melalui trisulanew.blogspot.com. Semoga menjadi motivasi buat kita semua....
MAJULAH PERTANIAN INDONESIA....

Rabu, 02 Mei 2012

Peluang Bisnis Lele Organik

       Saat ini lele kembali menjadi idola mulai dari masyarakat bawah sampai pada tingkat atas. Namun di tingkat petani/pengkolam masih di temui beberapa kendala, diantaranya masih banyak petani/pengkolam beranggapan bahwa perlu biaya yang lumayan tidak sedikit untuk budidaya lele, hal ini disebabkan tingginya harga pakan lele (pelet). Jika dalam budidaya lele murni menggunakan pakan pelet diasumsikan untuk memperoleh lele 1 ton diperlukan pakan 1 ton, sehingga keuntungan yang diperoleh petani/pengkolam masih sangat kecil. Untuk itu diperlukan ide-ide kreatif untuk memperkecil biaya produksi, yang dapat meningkatkan penghasilan petani/pengkolam, seperti mengubah pola budidaya yang awalnya hanya mengandalkan pelet menjadi budidaya dengan sistem organik atau lebih dikenal dengan budidaya lele organik. Selain baik untuk kesehatan juga sangat mudah untuk dilakukan dan hanya membutuhkan biaya yang lebih irit karena pelet bisa digantikan oleh limbah ternak yang dipermentasi (kompos).
        Budidaya lele dengan sistem organik ini bisa menekan biaya pakan 40 s/d 60%, sehingga memberikan peluang bagi petani/pengkolam untuk mendapatkan untung yang lebih besar. Bisa dibayangkan ketika harga pakan pelet dalam 1 kg mencapai Rp. 6.500,- dengan sistem organik ini hanya membutuhkan biaya Rp. 3.000,-/1 kg pakan. Memang perlu ketelatenan dalam mengolah limbah ini, karena prosesnya membutuhkan waktu minimal 2 minggu untuk prementasi.
        Keuntungan budidaya lele organik selain pakan lebih irit, pengkolam tidak perlu susah-susah mengganti air kolam, setelah panen air bisa dimanfaatkan untuk peremajaan kolam baru atau untuk mengairi sawah karena air kolam bercampur lendir ikan sangat baik untuk pemupukan tanaman.