Powered By Blogger

Senin, 26 Mei 2014

HUTAN RAKYAT SOLUSI PENYELAMATAN BUMI DAN EKONOMI

        Indonesia yang kaya akan sumberdaya alam merupakan simbul kemakmuran bagi siapa saja yang hidup di negeri ini. Kekayaan akan hutan yang di miliki seolah tidak akan pernah habis, ini terlihat saat bumi Indonesia di lihat dari udara begitu indah pemandangannya, daratan berwarna hijau seperti karpet, yang di kelilingi oleh hamparan laut yang sangat luas bisa dibayangkan kemakmuran makhluk yang hidup di dalam nya.
      Keindahan alam Indonesia seakan sirna saat manusia-manusia mulai merambah hutan dengan sesuka hatinya menebang pohon-pohon secara liar tanpa mempedulikan dampaknya di masa yang akan datang. Lebih parah saat negara ini di guncang dengan berbagai persoalan dan puncaknya pada tahun 1998 dimana masa-masa pergantian dari Orde Baru ke Era Reformasi. Dimana masyarakat di suguhkan dengan keadaan yang sangat jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Kebebasan yang diserukan membawa dampak pada masyarakat melakukan tindakan sesuai dengan kehendaknya yang salah satunya menganggap hutan adalah milik rakyat.
        Disaat masyarakat menganggap bahwa hutan adalah aset milik rakyat di situlah akhirnya mereka melakukan penebangan hutan secara masal tanpa berfikir bahwa anak cucu mereka nantinya yang akan merasakan dampaknya. Dalam sekejap hutan-hutan di Indonesia habis dan berubah fungsi menjadi lahan pertanian dan pemukiman. Dampak yang di timbulkan adalah banyak hutan gundul yang berakibat pada terjadinya bencana tanah longsor, banjir bandang, dan bencana sosial lainya termasuk peningkatan suhu yang membuat bumi semakin panas.
        Dari situlah kita harus mulai berfikir apa yang akan kita lakukan untuk Penyelamatan Bumi dan Ekonomi khususnya bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Marilah kita berfikir sejenak untuk melihat kembali potensi-potensi yang sangat memungkinkan untuk kita kembangkan menjadi solusi terbaik buat bangsa ini. Setelah kita cermati banyak sekali potensi-potensi di masyarakat yang sangat bisa kita kembangkan, dengan pola pemberdayaan pada masyarakat terutama di pedesaan dan pinggiran hutan, salah satu diantaranya dengan penerapan sistem penanaman hutan bersama masyarakat, selain itu dengan cara memotivasi masyarakat agar ada kemauan untuk menanam pohon di lahan-lahan kritis yang mereka miliki, atau mengembangkan tanaman perkebunan yang produktif, seperti tanam buah-buahan untuk pekarangan, atau tanaman produktif lainnya yang memiliki doble fungsi (berfungsi pelindung jalan dan menghasilkan uang). Ini kalau terus diserukan kepada masyarakat selain memberi dampak ekonomi pada masyarakat juga bisa melindungi hutan dari penebang liar karena masyarakat sudah memiliki hutan sendiri. PHBM yang di terapkan Perhutani sebenarnya juga sangat baik dengan memberi bagi hasil kepada masyarakat melalui kelompok-kelompok masyarakat di pinggiran hutan sehingga masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikannya. 
       Gapoktan Karya Makmur Kecamatan Wates melalui Kelompok-kelompok binaannya selalu melakukan sosialisasi dan memberi motivasi kepada masyarakat agar melakukan penghijauan pada lahan-lahan kritis dan menanam pohon minimal untuk kebutuhan keluarganya sendiri. Seperti yang sudah banyak di tanam selain pohon Jati juga sangat di anjurkan menanam pohon yang usia panen lebih pendek dari pohon Jati seperti Pohon Sengon Laut yang bisa di panen pada jangka yang lebih pendek sekitar 5 tahun sudah bisa di panen. Ternyata semua itu dampaknya secara ekonomi sangat bisa di rasakan oleh masyarakat. 
      Selain membina kelompok Gapoktan Karya Makmur juga menunjuk beberapa orang untuk menjadi Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat yang bertugas memantau dan mendampingi kelompok/masyarakat dalam melakukan kegiatan terkait dengan kehutanan, bukan hanya dalam rangka penanaman hutan tetapi bagaimana mengembangkan kepada kegiatan ekonomi sesuai potensi hutan yang di miliki. Di Kecamatan Wates tepatnya Dusun Sidomulyo Desa Wates ada kegiatan ekonomi dari hasil hutan yaitu Kerajinan Doran (gagang cangkul) terbukti bisa memberi kontribusi ekonomi yang sangat dirasakan oleh masyarakat sekitar.
     

Sabtu, 05 Mei 2012

MELON MENJADI PRODUK UNGGULAN BLITAR SELATAN

          Buah melon selain rasa buahnya yang segar namun juga sangat baik bagi kesehatan, sehingga disukai oleh banyak orang.  Hal ini yang memicu petani di wilayah Kecamatan wates Kabupaten Blitar untuk menerjuni budidaya tanaman horti. Selain melon berbagai jenis tanaman horti lainnya seperti cabe, semangka, timun, pepaya dan masih banyak lagi yang sekarang ini mulai dikembangkan oleh petani di wilayah Kecamatan Wates.
          Menurut JEMONO ketua Gapoktan Kecamatan wates, pertanian di wilayah kerja gapoktan yang memiliki nama Gapoktan "KARYA MAKMUR" beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang hanya mengandalkan tanaman polowijo. Dengan semakin baiknya kelembagaan petani yang terbentuk mulai kelompok di tingkat desa yang tergabung dalam wadah gapoktandes selanjutnya dari gapoktandes di tingkat desa digabung lagi menjadi gapoktan tingkat kecamatan dengan nama gapoktan "KARYA MAKMUR" semakin memudahkan tugas penyuluh dalam melakukan pembinaan terhadap petani.
           Saat ini sebagian besar kelompoktani sudah mulai aktif mengembangkan usaha budidaya pertanian dan melon menjadi salah satu komuditi yang banyak di minati.
Melon hasil produksi petani di wilayah wates ini memiliki rasa yang sangat enak dibanding dari daerah lain, sehingga banyak tengkulak yang memburu melon wates ini. Kalau kita menelusuri pegunungan sepanjang jalan arah pantai Jolosutro dan sekitarnya, kita akan melihat hamparan yang dulu hanya dipenuhi pepohonan sekarang sudah banyak kita lihat buah melon yang tumbuh sangat baik. Sangatlah pantas Melon dijadikan Produk Unggulan di Blitar Selatan.
           Informasi ini hanya sebagian kecil yang kami sajikan dan masih banyak informasi pertanian lainnya yang bisa dibaca melalui trisulanew.blogspot.com. Semoga menjadi motivasi buat kita semua....
MAJULAH PERTANIAN INDONESIA....

Rabu, 02 Mei 2012

Peluang Bisnis Lele Organik

       Saat ini lele kembali menjadi idola mulai dari masyarakat bawah sampai pada tingkat atas. Namun di tingkat petani/pengkolam masih di temui beberapa kendala, diantaranya masih banyak petani/pengkolam beranggapan bahwa perlu biaya yang lumayan tidak sedikit untuk budidaya lele, hal ini disebabkan tingginya harga pakan lele (pelet). Jika dalam budidaya lele murni menggunakan pakan pelet diasumsikan untuk memperoleh lele 1 ton diperlukan pakan 1 ton, sehingga keuntungan yang diperoleh petani/pengkolam masih sangat kecil. Untuk itu diperlukan ide-ide kreatif untuk memperkecil biaya produksi, yang dapat meningkatkan penghasilan petani/pengkolam, seperti mengubah pola budidaya yang awalnya hanya mengandalkan pelet menjadi budidaya dengan sistem organik atau lebih dikenal dengan budidaya lele organik. Selain baik untuk kesehatan juga sangat mudah untuk dilakukan dan hanya membutuhkan biaya yang lebih irit karena pelet bisa digantikan oleh limbah ternak yang dipermentasi (kompos).
        Budidaya lele dengan sistem organik ini bisa menekan biaya pakan 40 s/d 60%, sehingga memberikan peluang bagi petani/pengkolam untuk mendapatkan untung yang lebih besar. Bisa dibayangkan ketika harga pakan pelet dalam 1 kg mencapai Rp. 6.500,- dengan sistem organik ini hanya membutuhkan biaya Rp. 3.000,-/1 kg pakan. Memang perlu ketelatenan dalam mengolah limbah ini, karena prosesnya membutuhkan waktu minimal 2 minggu untuk prementasi.
        Keuntungan budidaya lele organik selain pakan lebih irit, pengkolam tidak perlu susah-susah mengganti air kolam, setelah panen air bisa dimanfaatkan untuk peremajaan kolam baru atau untuk mengairi sawah karena air kolam bercampur lendir ikan sangat baik untuk pemupukan tanaman.